PERAHU PENYELAMAT
Seseorang bercerita, “suatu hari saya pergi, di sebuah jalan kecil yang tenang, saya berpapasan dengan seorang pemuda, ia mengendarai mobil kecil, ia tidak melihat saya karena ia sibuk dengan beberapa gadis di jalan sepi itu. Saya tergesa-gesa, saya melewatinya. Tidak berapa jauh dari tempat itu, saya berkata dalam hati, “apakah saya kembali untuk menasehati pemuda itu atau saya meneruskan perjalanan membiarkan ia melakukan apa yang ia mau?” Setelah perdebatan batin itu, hening beberapa detik, saya memilih yang pertama, saya kembali. Pemuda itu telah menghentikan mobilnya, ia sedang memperhatikan gadis-gadis itu, ia sedang menunggu pandangan dari gadis-gadis itu. Kemudian gadis-gadis itu masuk ke sebuah rumah. Saya menghentikan mobil saya di samping mobilnya, saya turun dan menemuinya, saya ucapkan salam, kemudian saya menasehatinya. Di antara ucapan saya kepadanya, “bayangkan jika gadis-gadis itu adalah saudari-saudari perempuanmu atau anak-anak perempuanmu atau kerabat perem...