Wahsyi - Orang Yang Pernah Membunuh Pemimpin Terbaik Islam Hamzah dan Musuh Islam Musailamah

Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah: Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu’anhu (pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.

Inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di keluarkan jantungnya, dicungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat jasad pamannya, Nabi menangis sangat dalam karena melihat jasad pamannya yang sangat tidak pantas. Telinga, hidung serta bibirnya di potong oleh Wahsyi serta kondisi dada yang dibelah karena jantungnya di ambil oleh Hindun yang sangat membenci Hamzah sehingga bernazar mengunyah jantungnya.

Melihat keadaan jasad pamannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam langsung menyuruh untuk menguburkan pamannya tanpa di kafani agar menjadi saksi kepada Allah jihad yang dilakukan Hamzah.

Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat. Kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini bukan bermaksud membalas dendam atas meninggalnya Hamzah, tetapi memberi maaf kepada masyarakat Makkah.

Melihat akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut semua masyarakat Makkah bershalawat masuk Islam. Tetapi Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”
Wahsyi berkata pada Istrinya: “kamu tahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?” maka berkata Istrinya: “tidak ku sampaikan”

“katakan dulu, mustahil aku diampuni” Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”

Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”

Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat : “Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”

Rasulullah menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
Rasulullah : “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”
Wahsyi : “Betul wahai Rasulullah, aku telah berbuat ini dan itu”

Rasulullah : “kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, palingkan wajahmu dari hadapanku setelah ini” 
Wahsyi : “Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?” 
Rasulullah : “Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, maka palingkan wajahmu dari hadapanku”

Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”,

Itulah Wahsyi yang tangannya pernah membunuh singa Allah yaitu Hamzah dan musuh Islam Musailamah.

Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  mempunyai sifat yang sangat lemah lembut. Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang memaafkan tanpa berbekas sedikitpun dan 'cash' langsung untuk Wahsyi.

Hikmah lain yang dapat kita ambil adalah jangan menilai seseorang dari masa lalunya. Wahsyi yang dulu sangat membenci Islam dan membunuh “Singa Allah” yaitu Hamzah dengan cara yang keji, tetapi pada akhirnya menjadi pejuang Islam yang membunuh musuh Islam Musailamah.

Tapi yang kita pilukan saat ini ketika yang berziarah ke bukit Uhud sibuk berfoto-foto dan malah ketawa-ketawa. Apabila kita mengetahui bahwa disana adalah kuburan Sayidus syuhada (Pemimpin Para Syuhada) Hamzah pasti kita akan menangis ketika berada disana yang jasadnya tidak sempurna akibat telinga, hidung dan bibir yang di potong serta dada yang terbelah karena diambil jantungnya.

Semoga Bermanfaat


Wallahu a’lam bish-shawab

Comments

Popular posts from this blog

Asmaul Husna [ 3. Yang Maha Penyayang (الرَّحِيْمُ) ]

Berapa Umur Kita?

MENYELESAIKAN MASALAH TANPA MASALAH (Bagian I)