MENYELESAIKAN MASALAH TANPA MASALAH (Bagian I)

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Oleh : Ust. DR. Musthafa Umar Lc. MA (6 & 13 Ramadhan 1437H / 11 & 18 Juni 2016)

Pembahasan pengajian topik ini dilaksanakan selama bulan Ramadhan lalu. Ini bukan tentang pegadaian. Kalau pegadaian masalah keuangan, tetapi pembahasan ini lebih luas yaitu masalah kehidupan. Pembahasan yang sangat menarik dan pasti setiap kita merasakannya selama masih hidup.

Apa itu masalah? Masalah adalah sesuatu yang KITA tidak tahu jalan penyelesaiannya, tetapi ALLAH tahu jalan penyelesaiannya. Masalah tersebut sebagai ujian kepada kita yang kebanyakan kita merasa terbeban. Allah tahu karena masalah itu datang karena datang dari Allah atas izin-Nya.

Dari pengertian masalah diatas, dapat disimpulkan sesungguhnya bahwa masalah yang kita rasakan adalah Allah yang menetapkannya dan Allah pula yang akan menghilangkannya. Masalah yang datang tersebut berlaku sebab sebagai #UJIAN atau *AZAB.

Jadi cara untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan mencari sebabnya. Apabila sebab masalah sebagai ujian maka kita diminta untuk bersabar, dan apabila sebab masalah sebagai azab maka kita harus segera bertobat dan tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.

 Masalah sebagai ujian atau azab pada hakikatnya memiliki hikmah disebalik masalah tersebut. Untuk mengetahui hikmah tersebut adalah dengan menggunakan cahaya. Sebagaimana dalam QS. An-nur ayat 35

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Mungkin pandangan manusia masalah tersebut terdapat kebaikan dan keburukan. Tetapi yang kita pandang keburukan tersebut pada hakikatnya merupakan kebaikan juga dari Allah. Oleh sebab itu ketika masalah datang jangan melihat masalah tersebut, tetapi yang mendatangkan-Nya.

Lihat QS. Al-anbiya ayat 35 Allah menjelaskan menguji kita bukan hanya dengan keburukan, tetapi juga dengan kebaikan.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."

Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa segala sesuatu ketetapan yang Allah beri kepada manusia itu adalah baik untuk manusia itu sendiri, walaupun itu keburukan menurut manusia. Ini sesuai dengan QS. Al-baqarah ayat 216 yang akhir ayatnya renungan bagi kita yang menjelaskan bahwa Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Petunjuk penyelesaian #UJIAN adalah dengan mencari rahmat Allah.

Contoh pada kisah Nabi Ayyub as ditimpa penyakit dalam QS. Al-anbiya : 83-84

Dalam 2 ayat diatas terdapat 3 kata penting ketika masalah datang, yaitu:
الضُّرُّ     artinya bencana, dapat juga diartikan dengan segala sesuatu yang tidak baik
فَكَشَفْنَا  artinya jalan keluar (petunjuk)
رَحْمَةً.    artinya rahmat (cahaya)

3 kata penting diatas terdapat juga dalam QS. Az-zumar :38, ayat sangat indah yang menjelaskan cukuplah Allah bagi kita manusia sebagai pemberi rahmat.

Sebab masalah adalah dari manusia itu sendiri (QS. Ali-imran:165)

"Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Manusia mesti berusaha menyelesaikan masalah (QS. Al-anfal:53)

"(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Memahami masalah sebagai #UJIAN (QS. Al-baqarah:124)

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim DIUJI TUHANNYA dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

KESIMPULAN:
MASALAH adalah sesuatu yang mesti diselesaikan, tetapi jalan penyelesaian tidak ketahui
- Sesuatu MASALAH apabila belum diselesaikan maka kita akan merasa TERBEBAN
- Setiap MASALAH ada penyelesaiannya, menyelesaikan masalah mesti berdasarkan PETUNJUK
- Menyelesaikan masalah berdasarkan PETUNJUK yang benar, maka masalah akan hilang bahkan mendatangkan keberuntungan

Dalam ilmu bahasa arab, kesulitan pada ayat 5 adalah sama dengan ayat 6. Tetapi kemudahan pada ayat 5 tidak sama dengan ayat 6. Jadi perbandingan MASALAH dengan PENYELESAIAN adalah 1:2. Masihkah kita ragu dengan janji Allah tersebut?


Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh


Comments

Popular posts from this blog

Asmaul Husna [ 3. Yang Maha Penyayang (الرَّحِيْمُ) ]

Berapa Umur Kita?