Allah Pun Rindu

Tak ada yang sulit atau susah bagi Allah. Semuanya sangat mudah. Hanya kita saja malas, enggan meminta kepada Allah. Begitu pelitnya, sampai-sampai masalah yang kita hadapi pun tak mau kita bagi dengan Allah. Kita selalu berusaha menyelesaikan masalah sendirian dan tidak mau berbagi dengan-Nya.
Ketika kita punya banyak kesempatan dan peluang, kita pun berusaha sendirian mengejar ‘mimpi’ karena kita merasa mampu dan kuasa. Seakan kita tidak membutuhkan pertolongan Allah. kalaupun butuh, hanya seperlunya saja.

Pada kondisi inilah, akhirnya Allah “menyapa” kita. Allah rindu pada kita. Allah kemudian menghidangkan ujian dan beragam kebutuhan untuk kita. Ujian dan kebutuhan itu dihidangkan agar kita ingat dan semakin dekat serta meminta pertolongan kepada-Nya. Tapi, begitulah manusia. Entah ditengah-tengah musibah atau keperluan, kita lalai dan lupa.

Sebagai contoh. Seorang pengusaha membutuhkan proyek agar usahanya tetap berjalan dan bisa menggaji karyawannya. Dengan itu, seharusnya dia ingat kepada Allah karena Dia yang telah menghadirkan semua kebutuhan itu.

Namun, pengetahuan kita terhadap Allah begitu lemah dan tipis. Apalagi, keyakinan kita. Karena itu, kita 
tidak segera berlari menuju Allah. Sebaliknya, kita malah mendatangi manusia, relasi, pelanggan, dan lain sebagainya untuk memaksimalkan semua pemasarannya. Sementara, yang inti, yakni Allah, malah tak diingat kecuali sedikit.

Sampai-sampai, ketika seorang lapar juga menyadari bahwa yang memberi rasa lapar itu adalah Allah. mestinya dengan lapar yang pertama kali diingat adalah Allah. kita menyebut nama-Nya. Tapi, apa daya kita lebih ingat nasi goreng, nasi padang, nasi warteg sehingga demikian itu yang kita sebut dan kita cari.

Dengan sangat cerdas, kita tahu dimana orang yang menjual makanan yang kita inginkan itu. Setelah itu kita bergegas kesana. Tapi Allah? kita seperti ga tau, ga kenal. Sebab, kita ga mendatangi dan menyebut nama-Nya. Bahkan, ketika Allah memanggil kita dengan panggilan “wakil-wakil-Nya” di dunia ini, yaitu muadzin, kita tidak bersegera mendatangi-Nya.

Saudaraku, segala masalah dan kebutuhan pasti akan selalu ada. Sebab itu, Allah juga ada. Bila kita mengingat Allah dalam setiap masalah dan keperluan, bersegeralah mendekat pada-Nya. Kenali lebih dekat lagi.

Saya suka berkata pada diri sendiri. Ketika Allah menguji kita, menghadiahkan berbagai persoalan hidup, sebenarnya Allah rindu dengan kita. Kita diminta menyebut nama-Nya dengan sepenuh hati bahwa hanya Dia yang bisa memberi pertolongan dan menyelesaikan semua masalah dan keperluan.

 Bayangkan bila Allah menutup semua pintu penyelesaian? Kita tidak punya solusinya. Kemana kita akan mencari jawabannya? Walau punya uang hingga miliaran, tapi semua itu tak mampu menyelesaikan semua masalah. Kekayaan itu tidak berarti apa-apa.

Karena itu, mari bersegera mengingat Allah, mari lebih mendekat kepada Allah. adukan semua permasalahan dan kebutuhan, baik di kala suka maupun duka. Karena, hanya Dia yang bisa, Sang Maha Penyelesai masalah dan kebutuhan kita. Sungguh, Allah sangat rindu kepada kita semua.

Allah memberikan kita waktu kapan saja untuk curhat tentang masalah dan keperluan kita. Dalam sehari Allah ‘beri’ 5 waktu dalam ibadah shalat wajib. Temui Allah ketika muadzin memanggil. Ketuk kembali pintu Allah yang sudah lama kita abaikan. Ketika pagi, ketuk pintu Allah lewat  shalat dhuha, ketika malam ketuk pintu Allah lewat shalat tahajud dan witir. Allah selalu ada ketika kita lupa kepada-Nya.


“Allahumma laa sahlaa illaa maa ja’altahu sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”

“Yaa Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang sulit bisa Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya menjadi mudah.”

semoga bermanfaat :) 

Comments

Popular posts from this blog

Asmaul Husna [ 3. Yang Maha Penyayang (الرَّحِيْمُ) ]

Berapa Umur Kita?

MENYELESAIKAN MASALAH TANPA MASALAH (Bagian I)