Cukuplah Allah
“dan apabila kamu
ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu panggil, kecuali
Dia” (qs al-isra:67)
Biasakan hanya mencari Allah. Biasakan hanya bersandarkan
kepada Allah. Biasakan hanya perlu dan memohon kepada Allah.
Menjelang tahun 2000, saya mendatangi kawan yang tinggal di
Bogor. Sekitar 14 jam perjalanan bolak balik dari ketapang ke Bogor. Saat itu tidak
ada kendaraan pribadi. Niat saya hanya satu, mau pinjam uang dengan kawan saya
ini sebesar 30 juta.
Sesampainya disana, Allah mengajarkan saya melalui
pemandangan yang sedang saya lihat. Toko sekaligus jadi rumah kawan saya ini
sedang dalam proses sita. Saya yang datang ingin meminjam, menjadi tertegun. Ternyata
dia mendapat masalah. Saya yang dalam keadaan serbasalah, sempat ditanya
olehnya. “makasih udah mau datang. Ya beginilah hidup. Ngomong-ngomong ada
perlu apa nih?” ujarnya
Saya jawab sambil berusaha senyum. “hehe, mau pinjam tadinya”
kata saya. Spontan dia langsung bertanya, “berapa?”. Dan saya pun langsung
menjawab ingin meminjam 30 juta. Mendengar jawaban saya, dia pun langsung
tertawa seraya berkata, “sama, saya juga butuh segitu”
Pelajaran yang berharga buat kita. Jika mendatangi orang, ya
kayak gitu. Bisa membantu pun belum tentu sesungguhnya bisa membantu. Hanya Allah
semata yang kalau kita datangi, Dia yang tidak punya masalah. Dia tidak punya
beban, Dia tidak punya kesulitan, dan Dia selalu menerima tanpa bosan, tanpa
menggerutu, tanpa mengeluh ketika seringnya kita datang.
Hanya Dia, yang jika Dia menyapa kita dengan ujian dari-Nya,
lalu Dia ingin mendengar rintihan kita. Allah ingin mendengar doa kita. Rintihan
dan doa dari seorang yang mengetahui bahwa dirinya tidak mampu dan tidak ada
yang bisa menolong kecuali Dia. Rintihan dan doa yang datang dari seorang hamba
yang mengetahui bahwa Dia pasti bisa membantu dan tidak ada Tuhan yang
disandarkan lagi seluruh persoalan kecuali kepada-Nya.
Pengalaman berharga. Membuat kita berpikir sesal namun
senang. Mengapa kita jauh datang kepada manusia? Kita jadi tahu, memang kita
salah datang. Kita datang kepada manusia yang pastinya sama-sama punya masalah,
punya kebutuhan dan keperluan.
Dari pengalaman ini marilah kita memosisikan diri seperti
orang yang sedang terkena badai ditengah lautan, langsung memanggil dan memohon
kepada Allah, dan hanya Allah. sebab, memang tiada yang lain.
Untuk itu, wahai saudaraku, segeralah temui Allah. Allah ada
di mesjid, segeralah ke mesjid, shalat berjamaah tepat waktu. Mari berubah,
selagi masih ada sisa waktu. Ada suatu saat dimana doa akan Allah dengar ketika
berdoa antara adzan dan iqomah.
Sebagai ilustrasi ketika waktu shalat asar masuk, dan kita
mendengar adzan. Kita sibuk dengan kerjaan dari bos sehingga tidak memenuhi panggilan
adzan tersebut. Ketika semua itu udah selesai dan kita shalat jam 5. Ketika takbir
“AllahuAkbar(Allah Maha Besar)” mungkin Allah menjawab “Aku kecil,bosmu yang
besar”
Mungkin setiap masalah kita selama ini karena kita tidak
menomorsatukan Allah, kita malah menomorsatukan kerjaan dan kesibukan kita. Mari
kita perbaiki kualitas ibadah kita.
“Allah dulu, Allah lagi, Allah terus”
sumber:Allah dulu, Allah lagi, Allah terus (ust. Yusuf mansur)
Comments
Post a Comment