SEGALA SESUATU ADA PASSWORD
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Suatu hari ada diskusi antara seorang ulama dan sarjana alumni eropa. Terjadi diskusi unik antara kedua orang ini.
Suatu hari ada diskusi antara seorang ulama dan sarjana alumni eropa. Terjadi diskusi unik antara kedua orang ini.
Seorang sarjana eropa tersebut
bertanya kepada ulama tersebut, “saya mempunyai teman, dia beragama non muslim tetapi
baik kepada siapa saja. Apakah dia akan masuk surga?”
Ulama menjawab, “tempatnya di
neraka”
Sarjana itu kembali berkata,
“bagaimana mungkin seorang yang baik tersebut menjadi penghuni neraka, padahal
dia baik kepada siapa saja?”
Ulama menjawab, “karena dia
mengucapkan shahadat”
Diskusi semakin menarik, lalu
sarjana itu berkata, “bagaimana mungkin hanya karena shahadat teman saya itu
tempatnya di neraka?”
Paham dengan pola pikir alumni
ini, ulama ini kembali bertanya, “apakah di universitas anda yang bukan
mahasiswa bisa ikut kuliah sebagai pendatang yang tidak terdaftar?”
Alumni menjawab, “tentu bisa”
Ulama kembali bertanya, “Apakah
apabila sang pendatang tersebut lebih pintar dari mahasiswa yang terdaftar di
universitas anda itu bisa mendapatkan ijazah?”
Alumni menjawab, “jelas tidak
bisa”
Ulama itu kembali bertanya,
“mengapa tidak bisa? Padahal dia lebih pintar dari pada mahasiswa yang
terdaftar?”
Alumni menjawab, “karena dia
tidak terdaftar, bagaimana mungkin bisa mendapatkan ijazah”
Ulama itu berkata, “begitu juga
dengan surga, untuk masuk kesana bukan hanya baik akhlaknya tetapi juga baik
akidahnya. Jelas baik akidah tersebut adalah dengan syarat utamanya adalah
shahadat”
Alumni ini pun terdiam dan
mengerti dengan maksud ulama tersebut.
Dari diskusi di atas dapat kita
ambil pelajaran bahwa menilai sesuatu yang baik itu dapat kita lihat bukan
hanya akhlaknya saja, tetapi baik dari akidahnya juga.
Jangan pernah mengatakan semua
agama itu benar, seharusnya kita mengatakan “hanya agama Islam yang
benar” karena dalam shahadat tersebut kata pertama adalah “la” yang artinya
tidak.
“tidak ada tuhan yang
patut disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan-Nya”
Tetapi jangan beranggapan apabila
sudah shahadat otomatis masuk surga, tetapi harus mengimplementasikan shahadat
tersebut. Implementasi shahadat tersebut adalah menjalankan perintah Allah, dan
menjauhi larangan-Nya. Bagaimana mungkin kita mengimplementasi shahadat apabila
menyukai apa yang dilarang Allah, dan tidak menyukai perintah-Nya.
Tulisan ini bukan untuk mengukur
bagaimana orang lain, tetapi mengukur diri kita sendiri dengan implementasikan
shahadat tersebut. Semoga bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Comments
Post a Comment