Semua Bisa Dibeli Lewat Ibadah Part I
Mengembangkan perusahaan
dengan jalan Allah
Ada kesalahan kecil sebenarnya tapi fatal yang dilakukan
oleh pengusaha-pengusaha hingga akhirnya berujung pada kesusahan.
Apa kesalahan fatalnya?
Dia tidak melibatkan Allah di awal!
Kebanyakan pengusaha apalagi yang sedang jaya, wah… sama Allah nomor dua, nomor dua.
Yang kedua, betapapun pengusaha-pengusaha bilang kami adalah
orang-orang yang sabar, alat ukur sabarnya menjadi berbeda ketika kemudian yang
menjadi alat ukur sabarnya adalah shalat dan doa. Kekurangan yang kedua adalah
banyak pengusaha-pengusaha yang kurang sabarnya. Yang nomor pertama, tidak
melibatkan Allah ini terkait sejauh mana mengenal Allah, Tuhannya. Kita cob
abaca dulu Al-Qur’an di awal-awal surat al-baqarah. Itu adalah panduan untuk
hidup termasuk panduan untuk mengembangkan segala macam bisnis, untuk mencetak
dia punya untung.
Surat al-baqarah adalah salah satu surat istimewa, karena
diawali oleh huruf yang disebut dengan huruf muqaththa’ah. Alif laam miim adalah semacam announcement dari Allah, kra-kira seperti kayu di pukul, “tok… tok…
tok…! Seperti itulah alif laam miim
Dzalikal kitaabu laa
raiba fiihi hudal lil muttaqiin.
Jauh-jauh hari awal surah, Allah malah menitipkan kepada
kita, wahai manusia, apa pun yang kalian mau lakukan,
Dzaalikal kitaabu…
Nih, ada Al-Qur’an!
Al-Qur’an sebagai guide,
petunjuk!
Petunjuk apa?
Tergantung maunya apa?
Akan kaitannya dengan seorang pengusaha, pengusaha itu
sungguh-sungguh baru mengenal Allah ketika usahanya mulai hancur, rumah
tangganya mau hancur, ekonominya morat marit. Barulah dia kenal sama Allah
”ah.. ustadz, kita
enggak begitu kok”
Yang saudara sebut enggak begitu yang bagaimana? Oh… kita
tetap shalat. Oh iya? Coba kita buktikan!
Ada sebidang tanah, katakanlah 4000 meter. Terus kita merasa
mau ada perluasan pabrik. Kita ingin sekali meluaskan pabrik.
Lalu what will we do?
Apa yang harus kita lakukan?
Kasusnya adalah saya mau pabrik saya jadi tambah luas. Oleh karena
itu tanah 4000 meter saya mau bangun untuk second
factory, untuk pabrik yang kedua.
Apa iya seorang pengusaha yang sudah melibatkan Allah lalu
dia menyabarkan diri?
Mungkin ada pengusaha yang sudah melibatkan Allah, tapi dia
kurang sabar.
Kalau masih belum mengerti juga, mari kita teruskan…
Biasanya ketika kemudian ini pabrik mau dibangun, Allah
tidak ada dalam daftar list yang
dituju. Tapi yang dituju adalah bank
Salah enggak?
Oh… enggak salah, memang dunianya begitu.
Mau bangun pabrik, ya harus pakai bank! Kalau kita enggak
mau pakai bank, ya kita ambil dana dari pihak ketiga; apakah lewat saham, lewat
sharing modal, atau lewat yang
lain-lain.
Pernahkah kemudian kita berpikir
Dzaalikal kitaabu…
Ada Al-Qur’an!
Kalian mau bangun apa?
Pabrik!
Oke… hudan lil
muttaqiin… ada petunjuknya!
Ayatnya mana?
Mana kemudian petunjuknya?
Petunjuknya ada…
Yang pertama,
Alladziina yu’minuuna
bil ghaibi…
Kenalin dulu, tuh, Allah!
Kenalin dulu Allah! Yakinin dulu, tuh, Allah!
Termasuk yakinkan diri kita bahwa yang bisa membangun pabrik bukan bank, bukan
manusia, tapi Allah! Sehingga kemudian yang kita lakukan terhadap tanah ini
adalah yang semestinya kita lakukan, yaitu mengikuti ayat pertama sampai dengan
ayat kelima dari surat al-baqarah
Alladziina yu’minuuna
bil ghaibi…
Yakinkan diri kita bahwa kita harus mengimani Allah! Kita ajak
istri kita, kita ajak beberapa petinggi pabrik kita untuk kemudian sama-sama
shalat Dhuha di atas tanah itu.
Kenapa?
Karena petunjuknya memang seperti itu!
Wa yuqiimuunash
shalaah…
Setelah beriman, dirikan shalat!
Kita bawa shalat tanah tersebut!
Pembaca yang dirahmati Allah, tentu kita ingin membangun
tanah yang kita miliki. Tapi kita musti ingat bahwa tanah tersebut yang
memberikan adalah Allah, maka kita harus lapor dulu sama Allah bahwa kita mau
membangun tanah itu.
Setelah itu,, proposal yang sudah kita siapkan, tahan saja
dulu! Tahan dulu! Selama tiga hari, tujuh hari atau empat belas hari, kita
shalatin dan kita ngajiin.
Wa mimmaa razaqnaahum
yunfiquun…
Sedekah terlebih dahulu! Buatkah selamatan kecil! Pokoknya kita
mau meeting sama Allah terlebih
dahulu. Kita bermesraan dulu sama Allah. Biasanya orang lain langsung mengejar
modal, kita mengejar Allah!
Sudah beres kita lakukan ini semua, barulah ayat kelima
muncul,
Ulaa’ika ‘alaa hudam
mirrabbihim…
Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk dari Rabb mereka.
Wa ulaa`ika humul
muflihuun…
Dan mereka itulah yang kelak akan beruntung dan bahagia.
Setelah rapi sama Allah, lakukanlah cara-cara dunia. Buatlah
proposalnya! Panggil konsultan yang membuat feasibility
study pabrik kita,
”mas… sampean yang nanti bikin feasibility study-nya ya? Oh iya mas, sebelum bikin shalat dulu ya…
habis bikin shalat lagi ya…”
Begitu kita mau wawancara saja, mau datang ke bank saja, mau
bikin janji dengan kepala cabang saja, kita shalat dulu, wiiih… itu keren sekali, tuh!
Ada berapa duit di kantong?
Sambil jalan ke bank, sambil sedekah. Pulang dari bank, kita
shalat lagi, lapor lagi sama Allah. Kalau sudah seperti ini, inshaa Allah usaha kita akan dijaga oleh
Allah.
Bisa jadi menempuh jalan bank itu enggak dapat, enggak cair.
Dan bisa jadi pabrik juga enggak kebangun-bangun. Tapi inshaa
Allah duit tetap Allah kasih. Sementara yang lain bisa jadi bangunan. Bisa jadi
turun dari modal tapi duit kita kesedot ke situ, rumah kita kesedot ke situ,
akhirnya habis akhirnya dijual lagi, tuh,
pabriknya
"ORANG-ORANG SABAR,
ALAT UKUR SABARNYA MENJADI BERBEDA KETIKA KEMUDIAN YANG MENJADI ALAT UKUR
SABARNYA ADALAH SHALAT DAN DOA"
Bagus ini buku dari Ust. Yusuf Mansur, mengajarkan kita
bagaimana seharusnya kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mau
rumah? Mau kuliah cepat kelar? Mau jodoh? Caranya Cuma satu dengan datangi dulu
Allah. Rumah, pendidikan, jodoh Allah yang punya dan seharusnya kita meminta
dengan yang punya.
Kalau kita coba dengan tidak datang ke Allah, mungkin dapat
apa yang kita inginkan. Tapi mungkin banyak kesulitan yang akan terjadi. Kalau udah
banyak kesulitan baru deh ingat Allah. Adil ga gitu? Tentu ga adil.
Salah satu quote yang sangat saya suka “Allah dulu, Allah
lagi, Allah terus”
Kata Allah “ga usah repot mencari apa yang kamu mau, datangi
Aku pasti dikasih” kuncinya cuma satu “YAKIN”
dengan Allah. Dalam keadaan apapun libatkan Allah, pasti ada jalan
In shaa Allah di waktu yang akan datang saya akan coba
membuat tulisan tentang “YAKIN” dengan Allah dalam hal jodoh,
hehe
salam
Comments
Post a Comment